Senin, 07 Maret 2011

Cerpen

CINTA YANG SEMU Gladak . . . . . . . daaarrr!!!!! Suara guntur dengan begitu dahsyatnya yang di sertai hujan deras yang tak henti- hentinya dari sore tadi. Badanku menggigil kedingan disertai dengan flu, karena tidak tahan terhadap suhu udara yang dingan malam itu, aku memiliki suatu penyakit yang hanya bisa dirasakan apabila cuaca tidak bersahabat, seperti hujan yang tak henti- hentinya. Aku sangat bosan dengan penyakit ini, aku ingin seperti orang- orang yang lainnya, tetapi begitulah manusia tidak ada yang sempurna, walaupun kita iri dengan orang lain apabila orang tersebut memiliki suatu kelebihan yang tidak kita miliki, namun kita harus tahu bahwa tuhan menciptakan makhluknya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Malam itu aku hanya sendirian di dalam kamar, untuk menahan hawa yang dingin malam itu, aku menutup pintu kamar, jendela kamar dan tidak lupa tubuhku yang diselimuti oleh sebuah selimut tipis, walaupun begitu tetap saja dingin. Dengan suhu udara yang dingin malam itu aku buat tidur saja, setalah tidak lama aku menahan dingin dengan tidur tiba- tiba ada seseorangyang mengetuk pintu kamarku, seraya berkata ” husein, kamu di kamar?” “ ya, silakan masuk!” Tidak lama kemudian orang tersebut masuk, ternyata dia putra teman satu pondok juga. “ husein, kamu lagi apa sekarang? “ “ aku lagi kedinginan nih! Biasa penyakit alergi ku kambuh?” “ terus gimana loh! sudah minum obat?” “ sudah kok!” “ ya sudah kalau gitu! Eh, kamu ada kegiatan apa habis ini?” “ tidak ada apa- apa?? Memangnya kenapa?” “ aku mau minta bantuan kamu untuk mengerjakan tugas bahasa inggris tentang bab descriptive nih! Untuk mendiskripsikan ikan paus? Bantu aku untuk mengerjakannya, kumohon!? ” “ memangnya mengerjakan tugas descriptive dimana?” “ di warnet? Dimana lagi?? “ eh, kirain di tukang cukur?!” “ ha ha ha ha?! Kamu ini walaupun masih sakit bisa saja buat orang tertawa??” “ kapan ke warnetnya?” “ yah, sekarang lah? Kapan lagi???” “ kamu tunggu di luar pondok, nanti aku menyusul?! Aku mau mencari flashdisk ku dulu??” “ ya, aku tunggu di luar! Jangan lama- lama ya??” Putra pun keluar meninggalkanku, walapun aku sakit aku tidak mau mengecewakan temanku. Setelah lama mencari kesana- kemari akhirnya flashdisk ku pun ketemu, kemudian aku mengambil uang 5 ribu rupiah. Setelah itu bergegas untuk keluar menemui putra yang telah lama menunggu ku. Beruntung saat itu hujan sudah reda,” alhamdulillah” ucapku dalam hati. “ lama sekali, sen” “ nih, dari tadi mencari flashdisk ku gak tahunya ada di bawah tumpukan baju ku nih???” “ eh, kirain kamu sudah lupa kalau dari tadi aku menunggu?” “ maaf yah? Aku minta maaf membuat kamu bosan nunggunya!” “ yah, tidak apa- apa? Ayo berangkat!” “ ayo, lewat sini saja biar cepat??” Kami pun berjalan malam itu, walaupun suasananya yang sangat dingin kami tetap berjalan menuju warnet. Setelah beberapa menit perjalanan kami pun sampai pada warnet, namanya warnet OZ. warnet OZ adalah salah satu diantara beberapa warnet yang ada di daerah bungah. Di warnet sangat sepi karena saat itu pukul 11 malam. Kami pun memilih client nomer 5. Setelah itu kami pun memulai mencari tugas tentang descriptive tersebut lewat google. Tidak hanya lewat google saja, tetapi lewat website- website yang menyediakan tentang beberapa contoh descriptive, tapi anehnya kami tidak menemukan satupun yang mendiskripsikan tentang ikan paus. Kami pun hampir putus asa, suasana malam yang dingin itu membuatku ingin ke kamar kecil. “ put, aku mau ke kamar kecil dulu?? Kamu cari sendiri saja dulu yah?” “ yah, jangan lama- lama?! Aku tidak seberapa hebat kayak kamu, sen??” “ ah, kamu ini bisa saja??” Aku bergegas untuk menuju ke kamar kecil. Setelah buang air kecil aku langsung menuju ke putra. “ sudah ketemu sen?” “ yah ta? Alhamdulillah kalau begitu??! Sudah kamu simpan datanya?” “ belum nih?? Aku tidak membawa flashdisk!” “ pakai flashdisk ku saja!?” “ yah, mana?” Aku mencolokkan flashdisk ku pada komputer. Kami menyimpan datanya, sebelum kami selesai aku mengecek bagaimna keadaan facebook ku hari ini. Setelah beberapa menit mengecek, tiba- tiba seorang yang tidak aku kenal mengajak obrolan. “ malam. . .” “ malam juga” “ boleh kenalan tidak??!” “ boleh? Kamu siapa??” “ nama ku ihda?! Kamu sendiri siapa?” “ aku husein?? Kamu anak mana?” “ aku anak daerah sungonlegowo?! Kamu sendiri anak mana loh?” “ aku anak surabaya, tapi sekarang mondok di bungah” “ pondok apa namanya?” “ assyafiiyah, bungah gresik” “ oowww, rumahku dekat dengan yang punya pondok loh??” “ ya tah?” “ yah?. . .” Setelah itu dia tanya apa saja padaku, seperti keadaan pondok ku, betah tidak di pondok, berapa uang yang harus di keluarkan tiap bulanya. Pokoknya aneh- aneh pertanyaannya. Kemudian sebelum mengakhiri obrolan dia ingin mengatakan sesuatu. “ ihda, aku mau pulang ke pondok dulu ya??!” “ jangan sayang?” “ sayang, memangnya sayang ke siapa?” “ siapa lagi??!” “ aku tah?” “ ya sayangku??! Jangan pulang dulu, nanti siapa yang menemani ku loh???” “ uangku tidak cukup nih?! Yah, aku janji nanti aku internetan lagi??!” “ beneran ya sayang?” “ ya?” “ aku ingin bilang sesuatu!??” “ bilang apa?? Cepetan!” “ aku mau bilang. . . . . . . . . .? tidak jadi??!! Nanti saja?” “ ya sudah kalau begitu, nanti saja aku mau pulang ke pondok dulu ambil uang lagi??” “ ya, sayang jangan lama- lama yah??!” “ ya, beneran??” Setelah itu aku dan putra pun balik ke pondok untuk mengambil uang lagi. Sebenarnya sih aku malas tapi mau bagaimana lagi sudah janji, sedangkan janji itu adalah hutang yang harus dibayar. Aku mengambil uang sebesar 5 ribu lagi di dompet ku untuk memenuhi janjiku. Lalu, aku langsung bergegas ke warnet walaupun suhu semakin dingin aku tetap menempati warnet yang sebelumnya yakni warnet OZ. Aku juga memilih client yang seperti sebelumnya karena di sana masih tetap sepi. Dengan cepat aku membuka facebook. Aku mencari dimana akun ihda, dia ternyata madih online. Kemudian aku mengajaknya untuk obrolan. Detik berganti menit, hampir 15 menit ku tunggu balasan obrolannya ternyata tidak di balas juga, hampir putus asa aku menunggunnya, di dalam aku berniat untuk segera berhenti menunggunnya dan balik ke pondok, tetapi sebelum aku berhenti dia pun membalas obrolan ku. “ halo, sayang?!?” “ apa?” “ lama ya, nunggunya!?” “ gak, tapi kelamaen, sampai aku bosan nunggunya??” “ sorry ya??? Jangan marah?!” “ ya? Gak marah kok! Tenang saja!!” “ makasih kalau begitu???” “ omong- omong tadi kamu mau bilang sesuatu kepadaku?? Memangnya mau bilang apa sih? Aku sampai penasaran dibuatnya!!?” “ apa ya? Hhhmmmmmm. . . . . “ “ mau bilang apa?” “ aku mau jujur ke kamu?!” “ jujur tentang apa??” “ tentang perasaanku” “ apa??!” “ aku mau kamu jadi. . . . “ “ jadi apa memangnya??” “ malu, ah??” “ gak apa- apa!! Bilang saja???” Tiba- tiba saja dia menutup obrolannya. Sehingga aku dibuat penasaran olehnya, memangnya dia mau bilang apa sih? Aku bingung sendiri memikirnya. Aku ingin dia segera memberitahukan tentang perasaannya kepadaku. Setelah lama aku menerka- nerka tentang bagaimana jawaban selanjutnya, diapun akhirnya online lagi. “ sorry, tadi habis dari belakang!!” “ ya? Eh kamu belum menjawab tentang pertanyaan perasaanmu kepadaku??” “ bentar. . . . “ “ ada apa?” “ aku itu nyaman sama kamu? Gak tau kenapa?!” “ terus. . .??” “ masak kamu tidak tahu sih??” “ tahu apa memangnnya?! Kamu mau jadi pacarku begitu tah??” “ ya?” “ memamngya kamu mau sama aku?” “ ya?” “ beneran!!??” “ tapi kamu jangan sampai nyesel loe ya, kalau pacaran sama aku?” “ ya, gak bakalan lah? Aku loe nyaman banget sama kamu, ingin terus sama kamu??” “ so sweety. . .?” Aku tidak ingin mengecewakannya, aku tidak ingin menyia- nyiakan perasaannya. Apakah aku harus belajar mencintainya, aku pun berpikir tentang bagaimana kedepannya, malam semakin larut saja hingga membuatku bertambah kedinginan, padahal aku telah memakai jaket. Setelah lama aku memikirkannya akhirnya aku juga merasakan nyaman dengan ihda. Akhirnya. . . . . “ beneran tah kalau kamu itu pengen jadi pacar ku??” “ ya?” “ aku juga merasakan nyaman kok sama kamu??!” “ ya tah?” “ ya, beneran yank?” Akhirnya kami berpacaran, dia sangat senang sekali, aku juga merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan kepadaku. Lalu, setelah itu aku bilang ke dia. “ sayang aku mau balik ke pondok dulu, ya??!” “ besok, obrolan lagi ya, sayang??!” “ ya, besok kalau ada waktu aku pasti ngenet dan obrolan sama ayank?? He he he. . “ “ ya sudah hati- hati. . ??!” “ ayank juga langsung bobok ya, nanti kesiangan bangunnya???!!” “ ya?” Kemudian aku menutup obrolan dan balik ke pondok, beruntung saat itu di pondokku libur. Aku bisa sebebasnya keluar hingga larut malam. Mata ku ngantuk berat ditambah lagi dingin yang luar biasa hebatnya, bergegas setelah aku membayar biaya ngenet, aku langsung balik ke pondok. Aku takut sekali waktu itu, karena aku gak pernah keluar malam selarut ini. Dengan keberanian yang masih ku punya, akhirnya aku melewati jalanan yang sepi, hingga sampai di pondok. Di kamar aku selalu teringat akan dirinya, inikah hal yang wajib dialami oleh setiap insan manusia, hal yang kini menimpa diriku. Cinta memang bisa bikin insan gila, gila akan segalannya. Cinta bisa bikin orang tertawa atau sebaliknya.. . . . . “ Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya. . .” waktu menunjukkan waktu 1 malam, membuatku tidak kuat lagi menahan rasa kantuk ini. Akhirnya aku pun tertidur dengan lelapnya. Tet. . . tet. . . . . tet. . . . .!!!! bel berbunyi hingga membuat telingaku risih, tetapi aku tidak menghiraukanya malah ku buat tidur lagi. Pengurus bergilir kesetiap kamar untuk memeriksa para santri apakah masih ada yang belum bangun. Saat pengurus tiba di kamarku, mereka membangunkan ku dengan cara menendangiku, hingga aku terpaksa bangun. Lalu, aku mengambil sabun untuk mencuci mukaku yang telah banyak mengeluarkan zat- zat ekskresi diwaktu aku tidur. Aku langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu. Setelah itu, aku kembali ke kamar untuk berganti pakaian taqwa yang biasa aku gunakan untuk sholat. Iqomah pun di kumandangkan aku dan para santri yang lain pun mengikuti kegiatan yang biasa kami kerjakan yaitu sholat shubuh secara berjamaah. Setelah sholat secara berjamaah, kami berzdikir dan selanjutnya mengikuti kegiatan mengaji Al- Quran. Kegiatan ini terus dan setiap hari aku kerjakan, ya beginilah kehidupan setiap harinya para santri, aku harus ikhlas dalam menjalaninnya, semoga aku bisa kuat dalam menjalani in semua.